
Aliran Air E’e Molo
Ini adalah fakta bahwa Kabaena memiliki hutan yang hijau, udara yang segar, air sungai yang bersih, tebing yang indah dan menantang, serta penduduk yang ramah merupakan keistimewaan yang tiada tara. Anda yang putra Kabaena yang berada dirantau yang menyukai kegiatan alam, tentu akan sangat tepat dan tidak salah jika memilih pulang kampung sebagai lokasi liburan daripada memilih daerah lain. Anda justru akan rugi jika hanya melakukan liburan di Kabaena ini selama sehari atau dua hari. Minimal Anda harus merencanakannya selama seminggu atau lebih.
Pada sisi lain keindahan alam Kabaena, penulis akan menyoroti keberadaan matai air E’e Molo sebagai sumber air bersih yang ada di Teomokole, Rahampuu dan Sikeli+Baliara.

Mata Air E’e Molo
Mata air adalah suatu titik dimana air tanah mengalir dari permukaan tanah. Yang berarti dengan sendirinya adalah tempat dimana permukaan muka air tanah (akuifer) bertemu dengan permukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan dibawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik)maupun untuk kepentingan industri.

Bak Penampungan untuk Teomokole
Bak Penampungan untuk Rahampuu
Bak Penampungan untuk Sikeli+Baliara
Lihatlah gambar diatas, dari tiga bak penampungan air minum di E’e Molo yang hanya berukuran tak lebih dari lima kubik itu pada mulanya mampu melayani tiga desa yaitu Teomokole, Rahampuu dan Sikeli dengan lebih dari 1000 kepala keluarga. Jika rata-rata tiap kepala keluarga menghabiskan satu kubik air dari persediaan air penampungan E’e Molo ini dalam sehari berarti harus tersedia seribu kubik air dalam sehari.
Sepintas terlihat persediaan air dari E’e Molo ini memadai untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat dan juga tidak terawat dan membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengalirkan air ke tempat-tempat yang memerlukan.
Tentu kita harus menjaga E’e Molo ini agar bebas dari sampah buangan yang sebenarnya tidak berakar pada kebiasaan masyarakat yang berdiam di sepanjang bantaran sungai dan berdekatan dengan E’e Molo ini agar tidak memperparah debit airnya agar debit airnya tidak kian menyusut. Dan jika kita tidak punya empati eksistensi E’e Molo sudah dipastikan jika 2 hingga 5 tahun mendatang sumber air E’e Molo ini tinggal kenangan. Dan fenomena ini sepertinya akan menjadi kenyataan sebab E’e Molo ini masuk wilayah KP PT Trias Jaya Agung hingga hutan Taliwanga.
Alih fungsi yang dilakukan oleh PT Trias terhadap lahan perkebunan penduduk tentu akan membawa bencana yang sangat besar kedepannya. Contoh kecil saja, sekarang ini 3 bulan saja PT Trias melakukan eksploitasi, debit air sudah berkurang, dan bahkan warna air semakin keruh meskipun bukan musim penghujan.
Sumber air E’e Molo juga mengalami kemerosotan mutu, di samping pencemaran dari limbah sampah dan juga masih adanya masyarakat yang gemar buang hajat di E’e Molo ini.
Siapa yang peduli E’e Molo ini sehingga tetap menjadi air kehidupan?
walaupun PT Trias ini mengantongi izin seyogyanya memiliki hati dan tidak melakukan penambangan di sekitar ee molo. Sangat disayangkan jika ini tak menjadi perhatian PT Trias
PT Trias belum mengolah bagian wilayah ini, baru rencana berdasarkan peta yang ada pada mereka
Nah ini yang harus dipantau jangan sampai ada penambangan. sekitar air ee molo ini agar tak tercemar limbah tambang yg dapat membahayakan warga sekitarnya
Adalah tugas masyarakat Teomokole, Rahampuu, sikeli untuk memantau permaslahan ini. Apalagi wilayah sumber air ini jelas-jelas masuk dalam peta rencana pengeksploitasian yang dilakukan oleh PT Trias.
Bagusnya kalau ada kesepakatan bersama antara masyakarat pemilik lahan sekitar eE molo dengan DPRD agar wilayah tersebut jangan pernah disentuh oleh tambang
Waduh kok kotor bangat bak penampungannya ya. Sepertinya sudah tak terurus. Sepertinya masyarakat Teomokole, Rahampuu dan Sikeli tak ada yang peduli akan kelangsungan sumber air ini. Menyedihkan sekali
Memang benar sudah tidak ada yang peduli lagi kasian
bukankah pimpinan PT Trias adalah orang Kabaena juga? dimana hati nuranimu sahinaa
Wew kalau ini saya belum bisa jawab
Bak penampungan untuk Sikeli dan Baliara kenapa dibiarkan terbuka? jika ada yang iseng memasukan bangkai atau ada anak kucing jatuh kedalam bak bagaimana? sungguh pemandangan yang mengharukan.
Pengurus air sekarang enggan membersihkannya
Saya menghimbau pimpinan PT Trias agar empati kondisi bak penampungan itu. Sisihkanlah sedikit dana untuk membuat bak yang lebih layak serta mata air E’e Molo yang terlihat dalam gambar sangat tak layak kondisinya jika menjadi sumber air minum ribuan kepala keluarga
Semoga saran anda dibaca oleh para pengurus Trias atau karyawan Trias agar mereka tergugah
Yang bertanggung jawab merawat sumber air minum di ee molo siapa sih. Tega benar ya membiarkannya terbengkalai sedemikian rupa. Jika ada orang yang iseng memasukan racun kedalam bak terbuka itu bisa dibayangkan akibatnya. Jika memang tak diurus ya sudahlah ditutup saja. atau memang sudah tak berfungsi?
Ada perwakilan tiap keluarahan yang sudah ditunjuk
Yang menjual tanah E’e Molo kepada PT Trias ini siapa? Apakah uang hasil penjualan tanah itu menjadikannya kaya?
Belum di jual. Cuman saya dengar dari pemilik kebun dia pernah lihat peta di kantornya PT Trias, wilayah eE molo masuk wilayah penambangan
Jika sudah dipetakan oleh PT Trias itu artinya mereka sudah membelinya entah dari siapa. Pemilik kebun boleh saja tidak tahu karena pada dasarnya ia hanyalah seorang petani dengan tanah garapan tanpa bersertifikat. Miris melihat kenyataan ini, dimana-mana org kecil dibuat tak berdaya oleh penguasa
Sama sekali belum dibeli. Baru rencana
Ih bak penampungan itu diambil gambarnya kapan ya. Benar2 kotor dan tak higienis
Sore tanggal 30 Maret 2012
Baru kemarin ya. Mudah2an tulisan ini dibaca sama yang diberi tugas atau setidaknya ada yang memberitahukan bahwa ternyata banyak yang memprihatinkan kondisi pelayanan yang ada.
Kebanyakan warga Teomokole, Rahampuu, sikeli itu hanya pandai mengeluh. Padahal tidak susah koq pergi membersihkan bak penampungan ini. Jarakanya juga tidak jauh, hanya sekilo dari Rahampuu. Baku harap-haraplah.
Sumber mata air ee molo ini sebenarnya sejak zaman penjajahan belanda sudah menjadi sumber air minum. Meskipun ada sungai lakambula pun juga ee molo ini menjadi pengairan bagi ladang masyarakat. Dan sudah jelas bahwa kita harus sama menjaga akan keberadaannya.
Benar sekali. Sumber air ini harus kita jaga bersma demi kelangsunga hidup masyarakat ketiga wilayah tersebut diatas
Melihat kondisi bak penampungannya saya tak habis pikir kenapa para pengurus sumber air minum di EE Molo membiarkannya. Seharusnya para pengurus ini beserta Kepala Desa mempunyai ide kreatif memikirkan bagamana agar menjadi lbh baik misalnya mengundang pihak PT Trias agar ikut berpartisipasi menyumbang prasarana semacam escapator guna memperdalam sumber mata airnya dan dibuatkan bak permanen yang lbh layak. Ini juga berguna untuk semua pihak agar fasilitas yang ada terus dijaga dan dengan sendirinya kawasan EE Molo tak akan diganggu oleh penambangan karena menyadari jika ada sumber air kehidupan ribuan jiwa di tempat itu
Ide yg bagus, smoga para pengurus eEmolo membaca thread ini dan bisa mengusulkan bantuan ke pt trias
vulamperiou ana ate teomokole sadia meroroo cokeena ee molo hela meratu poo balindonga hamo poo gima
Dikana-kana nahinamo nta ni roroo hela nta ni ratu.
Meskipun tidak dijual, tp masuk dalam izin KP tetap saja akan mengancam keberadaan mata air ini, karena areal sekitarnya pasti dikeruk. Mesti ada upaya untuk memastikan agar pengelola tambang tidak menyentuh kawasan mata air dalam radius tertentu dan melakukan penanaman pohon disekitar mata air.
Tidak hanya mata air eE Molo, seluruh sumber mata air yang ada di Kabaena bakal kering jika semua perusahaan tambang benar-benar beroperasi. Saran sy buat teman2 di Kabaena, bentuklah organisasi semacam organisasi pecinta alam agar memiliki kekuatan, sy yakin banyak yang akan mendukung, sy sendiri pasti bergabung. Bagaimana??
Ide yang sangat briliant. Walaupun ak berada jauh dari Kabaena ak juga bersedia bergabung jika ada yang memulainya dari Kabaena tentu
Memang benar sekali bahwa wilayah eEmolo akan menjadi area penambangan PT Trias(sesuai peta yang ada pada mereka). namun ingat, seperti yang anda kemukakan bahwa di Bombana, seorang Bupati adalah raja. Kalau pengelola KP sudah bermain mata dengan bupati, maka apalah dia warga sebagai rakyat kecil yg harus selalu siap menerima ‘aturan’.
Organisasi pencinta alam sudah ada, namun sayang tidak sebebas dulu bergerak dan berbicara karena rata-rata semua pengurusnya sdh menjadi abdi negara hehehehehe.
Penanaman pohon sudah pernah dilakukan pada masa pemerintahan bupati Atiku Rahman.
Makasud sy, bentuklah yg baru dengan pengurus yang lebih independen, Ya..kalau pengurusnya pns, sama saja bohong.
Sy harap portal ini tidak sekedar media untuk menyampaikan informasi kerusakan alam kabaena atau menyajikan keindahan alamnya yang sebentar lagi hilang karena banyaknya aktivitas penambangan, tetapi coba kt buat smacam solusi atau mungkin ide-ide yg bs digunakan untuk mengantisipasi hal semacam itu, setelah itu, mari kt buat aksi nyata.
Setuju idenya bung Syaf. Ak dengar dari kontributor portal ini jika LSM sudah ada di Kabaena sejak thn 2005 namun belum terlihat aksinya. Yang kita butuhkan sekarang adalah langkah2 nyata. butuh aksi dan strategi dan pendekatan yang dapat membuahkan hasil bukan saja hanya retorika. Kita menyadari memang bahwa Kabaena ini memiliki persoalan lingkungan yang sangat kompleks. Ide pendirian LSM yang kuat itu perlu dan tentu bekerjasama dengan LSM yang telah ada. Semoga ada yang berani memulai.
Untuk saya pribadi, malu saya menyuruh teman2 disini untuk memebntuk LSM lingkungan. Soalnya malu aku berbicara banyak tentang pelestarian lingkungan, sementara saya sendiri belum mampu membenahi saudara-saudara saya (WARGA ASTOVA) yang sampai sekarang masih membuang sampah (segala jenis sampah) di pinggir kali(pas disamping kiri kanan jembatannya bapano imina). Bahkan tanggal 2 april kmrin saya cek kembali kesana, sampahnya sudah menggunung.
#nepok jidat ajja kalo gitu#
Justeru itulah lembaga semacam LSM ini perlu digalakkan agar dapat memberikan pencerahan kepada saudara kita itu, sekaligus mendorong pemerintah desa atau kecamatan, memberikan masukan dan sejenisnya agar membenahi masalah sampah ini. Pembuangan sampah disembarang tempat tidak hanya terjadi di ASTOVA, tetapi semua rumah tangga di kabaena membuang sampahnya di setiap sudut kampung. Hal ini karena belum ada sistem pengelolaan sampah yang baik, mulai dari tempat pembuangannya maupun kesadaran masyarakatnya. Bahkan penulis artikel ini juga mungkin ga punya tempat sampah khusus.
Nai-nai comiu aico anaAte TokotuA dasainya PNS. Mi mpekompulu kami mpoveu aico LSM. Mi osie jaya hai kampono miano, mi osie teAasi barani koava-ava hai luara. Mi leu ceena tokotuA kami intooo keadaan.
Osie hela teAasi tarangka.
Sudahlah…. forum ini bukan untuk debat kusir. Dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini, tidak ada orang luar dan orang dalam Kabaena, semua bisa saling bekerjasama dan saling bantu dengan potensi yang dimiliki. Kita hanya peduli dan prihatin dengan kondisi alam Kabaena. Kalau memang kita tidak dapat berbuat dengan tindakan, cukuplah dengan berdoa….
Saling melengkapi bro. Jika tak bisa berbuat secara nyata karena terkendala jauh dirantau tp dibutuhkan sumbangsih pikiran. Nyabaa
Itulah yg kita maksud, mari kita berbagi peran, yg tinggal di Kabaena mungkin bs mengumpulkan data, lalu yg tinggal di luar bisa berkontribusi sesuai potensi yg dimiliki.